Ayat Bacaan: Yosua 7: 1-26; 8: 1-29
Kerangka Khotbah/Renungan:
Semua orang mendambakan sukses dalam perjalanan hidupnya, hal –hal yang bernadakan kegagalan harus dihindari dari kehidupan ini. Namun kegagalan seringkali kali jumpai bahkan kita alami dalam perjalanan hidup ini.
Ketika kita diperhadapkan dengan kegagalan, kita mudah kalap, menyalahkan diri sendiri, keadaan, orang lain, bahkan Tuhan. Penilaian kita menjadi tidak rasional bahkan sangat subyektif untuk mencermati setiap detail dari peristiwa-peristiwa yang kita alami tersebut. Allah dapat mengubah kegagalan dan menjadikannya batu loncatan , ketika kita jujur mengakuinya.
Apabila kita diperhadapkan dengan kegagalan, makna apakah yang dapat kita pelajari dari peristiwa tersebut ? Pembelajaran yang kita temukan :
1.KEGAGALAN MEMBUKA SUDUT PANDANG YANG SEMAKIN LUAS”1-4”
Sempitnya sudut pandang seseorang, seringkali menjadi pemicu seseorang menjadi gelap mata, kehilangan akal, bahkan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan tragis.
Dalam teks ini, Yosua diperintahkan Tuhan untuk merebut tanah perjanjian. Namun dipertengahan tugasnya, dia bersama bangsa Israel mengalami kegagalan. Apa yang menjadi penyebab kegagalan Yosua ? Ia tidak memiiliki perencanaan yang matang(ayat 4) Dengan pengalaman masa lalu, Yosua, tidak melibatkan Tuhan sama sekali dalam pengambilan keputusan tersebut. – Ini adalah salah satu faktor kegagalan yang seringkali kita alami.
Hal lain yang sangat prinsipil adalah adanya dosa yang tidak dibereskan( ayat 1) – Dosa menjadi penyebab utama setiap kegagalan, dan apabila tidak di bereskan akan menjadi mata rantai kepada kegagalan selanjutnya.
Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran –Nya tidak kurang tajam untuk mendengar, tetap yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu (Yesaya 59:1-2)
Ada istilah yang seringkali kita pakai “ pengalaman itu guru yang terbaik”. Dengan demikian, betapa sering kita menjadai pongah ketika daftar kesuksesan kita semakin panjang, kita cenderung untuk mengandalkan pengalaman tersebut. Pengalaman itu mahal, namun tanpa sebuah pengalaman jauh lebih mahal lagi.
Saudara, pengalaman itu tidak mengajarkan apa-apa, namun pengalaman yang “dievaluasilah” yang akan mengajarkan segala-galanya
2.KEGAGALAN MENJADI SARANA UNTUK KITA BISA MENGEVALUASI DIRI “YOSUA 7 :6-13”
Hampir semua orang mengalami kegagalan, namun sedikit sekali yang tahu bagaimana solusinya. Ada yang menyalahkan orang lain, meratapi diri sendiri, keadaan bahkan menyalahkan Tuhan. Kita seringkali terintimidasi dengan kegagalan masa lalu.
Bangsa Israel menjadi tawar hati(gagal) dan bersama dengan Yosua, mereka berada pada titik terendah emosionalnya (7-9). Apa langkah Yosua ? Ia mengoyakkan jubahnya.
Arti dari mengoyakkan jubahnya merupakan tanda perkabungan dan kesadaran akan keterbatasannya. Akan keberdosaannya. Ia merendahkan diri secara total. Dan ketika ia merendahkan diri, Allah memberi jawaban, bahwa dosanya yang menjadi penyebab utama dari kegagalan itu, dan Allah memerintahkan untuk menuntaskannya(10-13)
Ahli sejarah yang bernama Arnold Toynbee, mengatakan bahwa , “Semua orang bereaksi dengan salah satu dari empat cara dalam keadaan yang sulit”.
- Mundur ke masa lalu
- Bermimpi ke masa depan (Berkhayal)
- Mundur kedalam dan menantikan orang untuk menyelamatkan dirinya
- Mengahadapi krisis dan mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna
(Sumber :menjadi orang yang berpengaruh oleh Jim Dornan dan John C. Maxwell)
3.KEGAGALAN MENJADI BATU LONCATAN UNTUK KITA MENGALAMI KEMENANGAN “YOSUA 8:1-29”
Didalam Tuhan selalu ada jalan keluar yang terbaik bagi persoalan yang kita hadapi. Kegagalan adalah salah satu guru kehidupan yang terhebat selama kita tidak hancur olehnya – selama kita belajar darinya. Setelah menuntaskan dosa yang menjadi penghalang, Yosua mendapat strategi yang tepat untuk mengalahkan orang Ai, dan Allah memberikan kemenangan yang luar biasa. Allah dapat mengubah setiap kegagalan yang kita hadapi kalau kita berserah diri.
Illustrasi :
Seorang raja memiliki tiga putra mahkota. Suatu ketika raja tersebut hendak mewariskan jam tangan ajaibnya kepada putranya. Namun oleh karena mereka saling berebut, sang raja melemparkan jam tersebut ketempat lain. Putra yang pertama dengan mengomel dia pergi dan mulai mengaduk aduk seluruh isi ruangan, namun tidak didapatinya jam terus disana. Dan putra yang kedua mulai, mulai menggerutu dan dan berguman, untuk apa jam seperti itu, masih ada jam lain yang lebih bagus, dan akhirnya dia juga tidak mendapatkan jam tersebut. Putra yang ketiga mulai berdiam diri, dan ditengah-tengah keheningan itulah, ia mendengarkan suara detak – detak jam. Ketika kita tenang di hadirat Tuhan, Ia akan memberikan setiap jawaban bagi persoalan kita.
Tuhan akan memberikan jalan keluar dari setiap kegagalan yang kita buat, asal kita sabar menunggu jawaban-Nya.
Kesimpulan :
Allah dapat mengubah setiap kegagalan yang kita hadapi, apabila kita dengan rendah hati jujur mengakuinya. Dan Ia sanggup memberikan kemenangan bagi kita yang percaya. Amin!
Tuhan Yesus Memberkati