Gereja Harus Bertumbuh

  • Whatsapp

Ayat Bacaan : 1 Tesalonika 5:23-28

“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”  1 Tesalonika 5:23

Read More

Setiap hamba Tuhan pasti hatinya sangat sedih jika melihat gereja yang dilayaninya tampak lengang, jemaatnya sangat sedikit dan hanya bangku kosong di jam-jam ibadah.  Yah dirindukan dan diharapkan setiap hamba Tuhan, khususnya gembala sidang, adalah gerejanya terus mengalami pertumbuhan, bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas jemaatnya.  Kita pun selaku jemaat pasti sangat berharap gereja tempat kita beribadah berkembang pesat, bukan adem ayem saja dan stagnan.  Apalagi Tuhan Yesus yang adalah Kepala Gereja pasti sangat menginginkan gerejaNya makin hari makin bertumbuh sehingga banyak jiwa-jiwa diselamatkan dan dimenangkan untuk Kerajaan Allah.

     Bagaimana supaya gereja dapat bertumbuh?  Ada beberapa hal yang penting yang harus kita perhatikan supaya gereja kita bertumbuh yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika,  Saudara-saudara, doakanlah kami.”  (1 Tesalonika 5:25).  

Kunci pertama adalah doa.  Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang berdoa.  Doa adalah nafas hidup orang percaya, artinya tanpa doa kita akan mengalami kematian rohani.  Gereja yang meremehkan kuasa doa lambat laun akan mati. Hanya melalui doa, gereja beroleh kuasa dan kekuatan menghadapi setiap tantangan.  Sehebat apa pun program tanpa disertai doa pasti tidak akan berdampak. Gereja mula-mula bertumbuh begitu cepat karena senantiasa bertekun di dalam doa.  “Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”  (Kisah 2:42b), sehingga  “…tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”  (Kisah 2:47b).

Kunci kedua adalah persekutuan.  Jemaat bukan sekedar perkumpulan organisasi saja, tapi lebih dari pada itu;  setiap anggota jemaat menyadari bahwa mereka adalah ‘satu tubuh’ di dalam Kristus.  Kesatuan dan kebersamaan orang-orang percaya di dalam Kristus inilah yang disebut persekutuan.  Karena orang-orang percaya merupakan satu tubuh di mana setiap orang percaya adalah anggota tubuh itu, maka orang-orang Kristen dituntut untuk hidup sesuai dengan panggilan mereka.  Dikatakan,   “Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.”  (1 Korintus 12:20).  Jadi tubuh Kristus tidaklah terdiri dari satu anggota saja, melainkan banyak anggota yang telah dipersatukan dalam Kristus sebagai Kepala jemaat.

     Gereja yang bertumbuh dikenal melalui persekutuan jemaatnya yang saling mengasihi.  Mengasihi bukan hanya sekedar simpati atau dalam perkataan saja, tapi kasih itu dinyatakan dalam perbuatan nyata  (baca 1 Yohanes 3:18).  Dalam sebuah persekutuan masing-masing anggota harus saling melayani.  Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita di mana ia rela membasuh kaki murid-muridNya dan berkata,  “…Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”  (Yohanes 13:15).  Sebagai sesama anggota tubuh Kristus kita juga harus saling menanggung beban.  “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”  (Galatia 6:2).  Jadi  “…jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”  (1 Korintus 12:26).  Karena itu, jangan sampai ada kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah di antara jemaat Tuhan (baca Efesus 4:31), sebaliknya kita harus selalu ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.

Kunci ketiga adalah firman Tuhan.  Gereja lahir karena pemberitaan firman Tuhan, jemaat dapat bertumbuh dalam iman dan makin dewasa rohaninya juga karena firman Tuhan, sebab  “…iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”  (Roma 10:17).  Ayat nas menyatakan bahwa segala tulisan yang ada di dalam Injil bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran.  Itulah sebabnya firman Tuhan harus menempati di tempat utama dalam pelayanan gereja.  Gereja mula-mula bertumbuh karena jemaatnya  “…bertekun dalam pengajaran rasul-rasul…”  (Kisah 2:42a).  Gereja akan menjadi lemah dan jemaat akan mudah terombang-ambing oleh angin pengajaran lain bila pemberitaan firman sangat lemah di dalam gereja. Jika kita memperhatikan kekristenan di zaman para rasul, yang menjadi daya tarik utama orang-orang untuk percaya kepada Tuhan yesus bukan karena mereka menerima tip yang berupa uang, barang, hadiah atau sembako, tapi murni karena pemberitaan Injil yang disampaikan oleh para rasul.  Contoh: melalui kotbah yang disampaikan Rasul Paulus untuk Barnabas  “…datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.”  (Kisah 13:44).  Karena begitu pentingnya pengajaran firman Tuhan bagi jemaat, tak henti-hentinya Rasul Paulus mengingatkan Timotius,  “Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.”  (1 Timotius 4:13).

     Di akhir zaman ini banyak sekali penyesat-penyesat yang berusaha memutarbalikkan Injil dan tidak sedikit orang Kristen yang terpengaruh dan terseret di dalamnya.  Jika jemaat tidak dibekali dengan pendalaman firman Tuhan yang kuat akan sangat berbahaya.

Karena itu para hamba Tuhan harus benar-benar menyampaikan firman sesuai tuntunan Roh Kudus, bukan ditafsir menurut akal dan kepintaran manusia.

Related posts

Leave a Reply

1 comment

  1. terimakasih, buat khotbah tematiknya, sehingga aku bs
    belajar
    mengenai
    berkhotbah