Berjalan BersamaNya

  • Whatsapp

Ayat Bacaan: Yosua 3:3-5

Kerangka Khotbah:

Bersyukur kita sudah menginjakkan kaki kita masuk dalam Tahun Baru. Banyak orang pada akhir tahun berusaha mencari tahu atau memprediksi apa yang bakal terjadi pada tahun depan. Baik melalui metode yang bersifat mistik melalui berbagai macam ramalan paranormal, atau dengan metode iptek yang canggih termasuk media cetak dan media elektronik. Tuhan memang tidak pernah memberi tahu kepada kita apa yang bakal terjadi besok, minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Ada 2 maksud Tuhan tidak memberi tahu kepada kita apa yang bakal terjadi:
1. Agar kita dapat menikmati segala anugerah yang Tuhan siapkan di depan kita dan terbebas dari segala macam kekuatiran yang tidak perlu.
2. Agar kita belajar selalu beriman dalam setiap langkah hidup kita.

Jika Tuhan menunjukkan semua yang bakal terjadi baik yang baik, maupun yang buruk, maka kita pasti dipenuhi kekuatiran dan tidak dapat menikmati apa yang ada di depan kita. Contoh: jika kita tahu bulan depan akan beroleh keuntungan yang besar dalam bisnis, tiga bulan lagi kedudukan kita akan naik, tahun depan keluarga kita akan bertambah seorang anak yang pintar, tentu kita akan sangat suka cita, tetapi bagaimana jika kita tahu kalau lima tahun lagi kita akan menderita sakit kanker yang ganas? Tentunya semua berkat yang kita terima itu tidak ada artinya sama sekali bukan? Tuhan tidak menghendaki kita terus dilanda kekuatiran, tepat seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat.6:34). Di samping itu Tuhan juga mengajar agar kita selalu memiliki iman untuk menapaki jalan di depan dengan satu keyakinan setiap langkah Tuhan selalu menyertai kita, tepat seperti Pemazmur berkata: “ TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya (Mazmur 37:23-24).

Ketika bangsa Israel siap untuk masuk negeri Kanaan, Tuhan mengajar mereka terlebih dahulu dengan 3 macam pelajaran rohani:

1. Iman
Alkitab menegaskan: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr.11:1) Ketika bangsa Israel akan masuk negeri Kanaan yakni negeri perjanjian Tuhan yang penuh dengan susu dan madunya, Yosua berkata: “Sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu” Mereka harus melewati jalan yang sama sekali belum pernah dilalui, oleh sebab itu, mereka harus sepenuhnya bersandar pada Tuhan, demikian juga halnya dengan kita ketika memasuki tahun ini. Apa yang bakal terjadi dalam tahun ini, kita tidak tahu, tetapi hal itu tidak membuat kita berkecil hati, karena semuanya sudah Tuhan atur dengan sempurna demi kebaikan kita. Satu2nya cara yang paling tepat ialah selalu dengan iman bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.

2. Kesucian diri
Malam menjelang bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan, Yosua berkata kepada mereka: “Kuduskanlah dirimu” Sungguh suatu hal yang sangat mengherankan, suatu umat yang besar dengan jumlah dua setengah juta orang, ketika siap akan menyeberang sungai yang tengah meluap airnya, Yosua tidak menyuruh mereka segera membuat jembatan, atau perahu, tetapi Yosua memerintahkan mereka untuk menguduskan dirinya. Kesulitan yang dihadapi bangsa Israel bukan saja terbatas pada menyeberangi sungai Yordan, tetapi ada musuh yang kuat dengan benteng yang tangguh sedang menghadang mereka. Yosua tidak memerintahkan mereka untuk menyiapkan perlengkapan senjata yang memadai untuk menghadapi musuh, melainkan hanya memerintahkan agar mereka menguduskan dirinya. Kita tidak takut berapa besar kesulitan yang ada di depan kita, kita tidak takut berapa besar kekuatan musuh yang sedang menanti kita, tetapi kita harus merasa gentar apabila Tuhan meninggalkan kita, karena kita tidak bisa hidup suci di hadapan Tuhan. Tanpa kesucian, semua jembatan dan semua perahu yang disiapkan untuk menyeberangi sungai Yordan akan sia-sia. Mari kita belajar selalu hidup suci dalam menapaki tahun 2018 ini.

3. Ketaatan
Satu pelajaran rohani lagi yang penting yang diberikan Tuhan kepada orang Israel di dalam menyeberangi sungai Yordan, yakni taat sepenuhnya akan pimpinan Tuhan. Perhatikan: Para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan berjalan di depan dan iring-iringan bangsa Israel mengikutinya dari belakang. Tidak terbalik: bangsa Israel jalan di depan lalu para imam dari belakang. Ini merupakan sebuah symbol dari kepemimpinan rohani yang tidak boleh di bolak-balik dan di utak-atik. Tabut Perjanjian yang di angkut oleh para imam adalah melambangkan kehadiran Allah dan penyertaan-Nya. Ini berarti bahwa di dalam segala hal kita patut mendahulukan kehadiran Tuhan dan kita mendahulukan Tuhan berjalan di depan dan kita mengikutinya dari belakang. Mari kita tidak menjadi putus asa, takut, khawatir, kecewa karena barangkali itulah saatnya Dia menghendaki kita terus melangkah di dalam iman, kesucian dan ketaatan pada-Nya. Kehadiran Tuhan dan penyertaan-Nya dalam memasuki Tahun Baru ini jauh lebih penting dari pada semua pengalaman dan ketrampilan yang kita miliki. Mari kita dengan iman, kesucian dan ketaatan masuk dalam tahun 2018, agar dalam tahun ini juga kita akan menyaksikan banyak mujizat Tuhan terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita. Tuhan memberkati anda sekalian, Amin. Selamat Tahun Baru 2018.

Related posts

Leave a Reply

2 comments