Ayat Bacaan: KEJADIAN 28: 10 – 22
Renungan:
Begitu relative dan beragamnya seseorang mendefinisikan arti kaya, misal majalah bisnis dan financial Amerika yang didirikan pada tahun 1917 oleh B.C. Forbes, bahwa orang yang disebut kaya, apabila memiliki penghasilan di atas 1 juta USD keatas disetiap tahunnya.
Seorang penulis dan juga motivator yang bernama Robert Toru Kiyosaki, mengatakan, “ kaya bukan berapa besar active income seseorang, namun seberapa besar passive income seseorang. Passive income adalah uang yang masuk ke kantong anda, tanpa harus bekerja”
Bagaimana dengan kita, yang penghasilannya mungkin dibawah UMR (Upah minimum regional) apa bisa dikategorikan kaya?. Namun bagi orang-orang yang didalam Allah, hendaklah memaknai kaya ini dengan cara pandang dan kacamata yang berbeda. Sebab arti kaya yang sesungguhnya, hanya bila kita temukan didalam Allah, yang memberi kasih karunia kepada kita.
Bagaimana kita memaknai arti kaya yang sebenarnya tersebut ?
1.APABILA KITA MENGALAMI PERJUMPAAN DENGAN ALLAH” KEJADIAN 28:10-15”
Kehidupan diawali dari sebuah perjumpaan. Ambil saja contoh, sepasang pemuda-pemudi yang berjanji untuk memasuki jenjang pernikahan, hal tersebut merupakan cikal bakal terbentuknya keluarga, dan yang akan segera melanjutkan keturunannya.
Ketika Ishak membiarkan Esau mencari pasangannya sendiri, tanpa sebuah petunjuk dan tuntunan, Esau mencari diantara masyarakat kafir yang tidak mengenal Allah (Kej. 26 : 34-35). Hal itu telah menimbulkan kepedihan orang tuanya. Itulah sebabnya, Ishak dan Ribha mewanti-wanti Yakub untuk mencari pasangan dari kerabat terdekatnya. Sebagai seorang yang telah diberkati Allah, Yakub mendengar nasehat tersebut dan mengikuti apa yang telah dikehendaki orang tuanya (Kej. 28 : 6-8). Itulah sebabnya, ia pergi ke Padan Aram, untuk mencari pasangan hidupnya. Dan ditengah perjalan tersebut ia berjumpa dengan Allah. Perjumpaan tersebut yang memberikan kemajuan yang pesat didalam hidupnya.
Dalam perjumpaan-Nya dengan Allah, ia bermimpi melihat malaikat Allah turun naik di atas tangga tersebut. Kisah ini yang dibaca oleh Natanael waktu bermeditasi dibawah pohon ara (Yohanes 1 :51).
Allah memberikan mimpi kepada Yakub, mengenai rencana-Nya, yaitu visi mengenai masa depan Yakub dan juga memberikan berkat-berkat yang melimpah dibumi.
Melalui Yakublah rencana Allah itu digenapi, dengan lahirnya 12 anak-anaknya, yang menjadi cikal bakal bangsa Israel.
Allah juga berjanji menyertai Yakub disepanjang perjalanan hidupnya. Allah akan menuntunnya kemana ia pergi. Sungguh ini merupakan perjumpaan yang memberi arti luar biasa bagi hidupnya.
Illustrasi :
Tanggal 17 Maret 2012, menteri BUMN yang bernama Dahlan Iskan, mengunjungi petani tua nan miskin berumur 70 tahun, yang bernama Marto Paimin. Sang menteri bukan hanya berkunjung kerumahnya melainkan tidur dekat tumpukan padi-padinya. Ini merupakan “kunjungan yang tidak biasa”, yang menjembatani jarak dan jurang yang lebar antara yang kaya dan yang miskin, pejabat dan masyarakat. (sumber Kaltim post)
Allah mengunjungi Ayub untuk menyatakan rencana-Nya. Allah juga mengunjugi kita orang untuk memberikan tujuan-Nya dan juga berkat-berkat-Nya.
Mimpi adalah indikasi bahwa kondisi jiwa kita masih sehat. Perjumpaan dengan Allah memperkaya hidup kita, sebab dengan perjumpaan dengan Allah, kita dapat menerima tujuan-Nya dan juga berkat-berkat-Nya.
2.APABILA KITA MEMILIKI PENGALAMAN BERSAMA ALLAH ”KEJADIAN 28 : 16-18”
Ada sebuah istilah yang mengatakan , “ Hidup adalah sebuah pengalaman, tanpa pengalaman orang tidak memiliki arti hidup, dan tanpa hidup seseorang tidak punya pengalaman”. Pengalaman itu mahal harganya, namun tanpa pengalaman jauh lebih mahal lagi.
Kekristenan bukan hanya soal kredo, doktrin dan teologia. Kekristenan adalah pengalaman.
Yakub sangat terharu, dan mungkin ini merupakan pengalaman yang pertama kali didalam hidupnya. Ia sadar akan kehadiran Allah disisinya, suara Allah yang didengarnya serta harapan yang diterimanya. Kehadiran Allah yang El Shadday, telah membuat dia menyembah dan terpesona serta menyerahkan diri.
Perjumpaannya dengan Allah, memberikan pengalaman bagi hidupnya. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Betel artinya rumah Allah sebab Allah hadir disitu.
Untuk “mengabadikan” tempat itu sebagai tempat yang bersejarah bagi hidupnya. Yakub mendirikan tugu tersebut, dan mengakuinya bahwa tempat itu adalah tempat suci, sebuah tempat kudus dimana persekutuan yang intim dengan Allah telah terjadi dan tak terlupakan.
Apabila terjadi pengalaman bersama Allah, bangsa Israel selalu membangun tugu, untuk mengenang peristiwa besar yang pernah terjadi (Yosua 4 :6)
Jika kita tidak punya pengalaman rohani dengan Allah. Jika kita tidak dapat menemukan jejak-jejak kasih karunia-Nya dalam hidup kita, maka ada suatu bagian didalam hidup kita yang telah hilang. Jika Allah tidak melakukan apapun didalam kehidupan kita kemarin, maka kita tidak punya sesuatu untuk bersandar hari ini, dengan demikian kita akan gagal menatap hari esok. Dan kita tidak mempunyai warisan rohani untuk ditinggalkan pada generasi kita yang berikutnya.
3.APABILA KITA MENJALANI PENGABDIAN KEPADA ALLAH”KEJADIAN 28 : 20-22”
Yakub bernazar dengan syarat : jika Allah beserta dengannya, melindungi dia sepanjang perjalanannya, dan dengan aman mengantarkannya pulang kembali, maka dia akan memenuhi nazarnya. Tugu (Masseba) yang didirikan olehnya akan berdiri sebagai pengingat yang abadi tentang nazar yang telah diucapkannya.
Yakub bernazar bahwa Tuhan menjadi Allahnya – Tuhan Allah tujuan hidupnya, perioritas hidupnya dan juga sebagai sesembahannya, dimana seluruh hidupnya akan diberikan dipersembahkan.
Dan ia akan mempersembahkan sepersepuluh kepada Allah . Yakub memberikan pengadiannya secara total kepada Allah.
Dalam Perjanjian Lama, persepuluhan itu telah dilembagakan (diatur dalam rumah Tuhan) dengan demikian umat Allah telah mengerti tentang arti persepuluhan (Maleakhi 3 : 6-12)
Tujuan hidup untuk membuat Allah tersenyum. “Biarlah Tuhan tersenyum padamu”. C.S. Lewis berkata, “ Untuk menyenangkan Allah…………..untuk menjadi campuran yang berarti didalam kebahagiaan illahi……….. untuk dikasihi Allah, dan juga menyukakan Allah. Seperti seorang ayah yang disukakan oleh anak-anaknya”.
Penyembahan, persepuluhan kita merupakan bukti pengabdian kita kepada Allah. Dan hal tersebut, bukanlah sebuah perintah, atau kuwajiban agamawi, melainkan kasih yang mengalir dari dalam hidup kita, karena kita telah berjumpa dengan Allah dan mengal;ami kasih karunia-Nya.
Kesimpulan :
Indikasi bahwa kita seorang yang kaya dihadapan Allah adalah :mengalami perjumpaan dengan Allah, memiliki pengalaman bersama Allah dan juga memiliki pengabdian kepada Allah, Dengan demikian setiap orang percaya bisa mengalaminya dan memilikinya.